1.Pengertian
manusia dan kebudayaan
KEBUDAYAAN
Pengertian
Kebudayaan –
Banyak berbagai definisi tentang kebudayaan yang telah di paparkan oleh para
ahli. Dari berbagai definisi dapat diperoleh kesimpulan mengenai pengertian
kebudayaan yaitu sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Kata budaya atau
kebudayaan itu sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Secara lebih rinci, banyak hal-hal
yang dapat kita pelajari tentang definisi kebudayaan. Bagaimana cara pandang kita
terhadap kebudayaan, serta bagaimana cara untuk menetrasi kebudayaan yang
faktanya telah mempengaruhi kebudayaan lain.
1.
Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa
alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit
nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan
atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk
berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika,
“keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina.
Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis
yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh
rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan
demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku
orang lain.
2.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut
Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
Menurut
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.
Dari
berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
3. Cara pandang terhadap
kebudayaan
3.1 Kebudayaan Sebagai Peradaban
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan “budaya” yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang “budaya” ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap ‘kebudayaan’ sebagai “peradaban” sebagai lawan kata dari “alam”. Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
3.1 Kebudayaan Sebagai Peradaban
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan “budaya” yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang “budaya” ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap ‘kebudayaan’ sebagai “peradaban” sebagai lawan kata dari “alam”. Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
Pada
prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang “elit”
seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik
klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang
mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai
contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang
“berkelas”, elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap
sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa
ia adalah orang yang sudah “berkebudayaan”.
Orang
yang menggunakan kata “kebudayaan” dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan
lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi
tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini,
seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang “berkebudayaan”
disebut sebagai orang yang “tidak berkebudayaan”; bukan sebagai orang “dari
kebudayaan yang lain.” Orang yang “tidak berkebudayaan” dikatakan lebih “alam,”
dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat
tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran “manusia alami” (human nature)
Sejak
abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara
berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan
dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi
pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan “tidak alami” yang mengaburkan
dan menyimpangkan sifat dasar manusia. Dalam hal ini, musik tradisional (yang
diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan “jalan hidup
yang alami” (natural way of life), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran
dan kemerosotan.
Saat
ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan
dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa
kebudayaan yang sebelumnya dianggap “tidak elit” dan “kebudayaan elit” adalah
sama – masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat
diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur
populer (popular culture) atau pop kultur, yang berarti barang atau aktivitas
yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.
3.2 Kebudayaan sebagai “sudut
pandang umum”
Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme – seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria – mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam “sudut pandang umum”. Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara “berkebudayaan” dengan “tidak berkebudayaan” atau kebudayaan “primitif.”
Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme – seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria – mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam “sudut pandang umum”. Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara “berkebudayaan” dengan “tidak berkebudayaan” atau kebudayaan “primitif.”
Pada
akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan
definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan
bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah
tercipta kebudayaan.
Pada
tahun 50-an, subkebudayaan – kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari
kebudayaan induknya – mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli
sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan –
perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat bekerja.
3.3 Kebudayaan sebagai Mekanisme
Stabilisasi
Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.
Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.
MANUSIA
Manusia
sebagai makhluk budaya adalah pencipta kebudayaan. Sedangkan, kebudayaan adalah
ekspresi eksistensi manusia didunia. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang
tak terpisahkan. Keduanya memiliki hubungan yang erat dan saling melengkapi
satu sama lain. Tanpa adanya manusia, maka dipastikan tak akan pernah ada yang
namanya kebudayaan di bumi ini. Selama manusia menerapkan fungsinya sebagai makhluk
sosial dan budaya, maka secara otomatis akan tercipta kebudayaan-kebudayaan
baru.
Salah
satu hasil kebudayaan manusia adalah simbol. Simbol bermakna segala sesuatu
yang telah “dilekati” arti tertentu, misalnya benda, peristiwa, kelakuan,
tindakan, ucapan dsb. Setiap hal yang dilihat dan dialami, diolah menjadi
simbol. Dengan demikian, simbol bisa menjadi alternatif lain dalam
berkomunikasi. Sehingga komunikasi tidak dilakukan dengan bicara saja. Namun,
bisa melalui gambar, tulisan, dsb. Simbol tersebut adalah Animal
Sibolicum.
Contoh
lain dari kebudayaan, misalnya di wilayah pedesaan, apabila seorang keluarga
tertimpa musibah. Misalnya, salah satu anggota keluarga meninggal. Maka
keluarga tersebut berkewajiban menjamu para tamu yang datang mendoakan. Hal
tersebut telah dilakukan oleh masyarakat terdahulu. Dan secara tidak sadar,
kebiasaan ini dilakukan oleh warga sekitar secara terus-menerus. Inilah yang
disebut kebudayaan, yaitu sesuatu yang ada karena pemikiran manusia. Kebudayaan
ini ada dan akan terus dilestarikan oleh sekelompok masyarakat yang
mempercayainya. Dan seiring berjalannya waktu, hasil kebudayaan manusia ini
mampu menjadi tradisi bila dilakukan oleh generasi ke generasi.
Manusia
adalah makhluk yang diciptakan Tuhan dengan bentuk yang sangat sempurna.
Manusia diberi akal dan nafsu untuk bertahan hidup. Dengan akal manusia
berpikir, dan berusaha mencari solusi terhadap suatu masalah. Dengan nafsu
manusia berhasrat, mengharapkan lebih dan mencoba hal-hal baru guna memenuhi
hasratnya. Bila keduanya dipadukan dengan porsi yang seimbang, maka akan
dihasilkan suatu karya yang hebat. Salah satunya adalah kebudayaan.
Kebudayaan
manusia itu sendiri banyak wujudnya, yaitu :
1. Ide : adalah tingkah laku dalam tata hidup
2. Produk : sebagai ekspresi pribadi
3. Sarana hidup
4. Nilai dalam bentuk lahir
1. Ide : adalah tingkah laku dalam tata hidup
2. Produk : sebagai ekspresi pribadi
3. Sarana hidup
4. Nilai dalam bentuk lahir
Jadi,
manusia diciptakan Allah dengan wujud yang sangat sempurna. Dilengkapi dengan
akal dan nafsu. Adanya akal dan nafsu tersebut lah yang membedakan manusia
dengan makhluk lainnya. Berbeda dengan binatang yang hanya dikaruniai nafsu.
Misalnya, harimau memperoleh makanannya dengan cara membunuh lawan dan mangsanya, tak memperdulikan makanan tersebut baik atau tidak untuk kesehatannya. Yang terpenting binatang tersebut kenyang, dan nafsunya terpenuhi. Berbeda dengan manusia, manusia mendapat makanan mereka dengan bekerja, mempertimbangkan baik dan buruknya makanan tersebut bagi tubuhnya. Manusia yang sehat akal pikirnya memperoleh makanan dengan usaha dan pertimbangan. Ini adalah salah satu wujud nyata kebudayaan manusia, yaitu nilai dalam bentuk lahir.
Misalnya, harimau memperoleh makanannya dengan cara membunuh lawan dan mangsanya, tak memperdulikan makanan tersebut baik atau tidak untuk kesehatannya. Yang terpenting binatang tersebut kenyang, dan nafsunya terpenuhi. Berbeda dengan manusia, manusia mendapat makanan mereka dengan bekerja, mempertimbangkan baik dan buruknya makanan tersebut bagi tubuhnya. Manusia yang sehat akal pikirnya memperoleh makanan dengan usaha dan pertimbangan. Ini adalah salah satu wujud nyata kebudayaan manusia, yaitu nilai dalam bentuk lahir.
2.Pengaruh
Budaya terhadap manusia :
1.
Perubahan gaya hidup
Perubahan
gaya hidup terjadi karena mudahnya unsur-unsur budaya suatu bangsa masuk ke
negara lain. Arus informasi yang cepat menyebar menjadi sarana utamanya.
Di era
globalisasi ini, masyarakat juga mulai memperhitungkan segala sesuatu yang
dilakukan dengan hasil yang didapat. Segala aktivitas diukur dengan uang.
Ungkapan time is money atau waktu adalah uang menjadi dasar seseorang dalam
beraktivitas.
Hal
inilah yang kemudian menciptakan sifat individualisme. Banyak orang yang tidak
lagi peduli dengan kondisi di sekitarnya. Masing-masing lebih mengutamakan
kepentingan pribadinya. Kondisi tersebut terutama terjadi di kota-kota besar.
Globalisasi
mendorong masuknya berbagai produk dari luar negeri. Akibatnya persediaan
barang kebutuhan melimpah. Masyarakat memperoleh kemudahan untuk mencukupi
berbagai macam kebutuhan, asalkan memiliki uang. Melimpahnya barang di pasar
menyebabkan munculnya sifat konsumtif, yaitu perilaku konsumsi yang berlebihan.
Namun
perlu diketahui bahwa tidak semua gaya hidup yang berasal dari negara luar
membawa dampak negatif. Banyak budaya asing yang membawa dampak positif jika
dikembangkan dengan baik dan benar.
Di
antaranya kedisiplinan dan etos kerja yang tinggi. Masyarakat Barat lebih
memiliki kedisiplinan dan etos kerja yang tinggi bila dibandingkan dengan
masyarakat Melayu pada umumnya. Jika diterapkan dengan benar, budaya tersebut
dapat meningkatkan produktivitas bangsa. Makin tinggi tingkat produktivitas
bangsa makin cepat pula kemakmuran dapat diraih.
2.
Makanan
Dalam
hal makanan dan minuman, gejala globalisasi mulai dirasakan di kota-kota besar,
tetapi juga sudah terasa di kota-kota kecil. Berdirinya perusahaan asing
dibidang makanan cepat saji (fast food), di kota-kota kecil membawa pengaruh
pada pola konsumsi makanan dan minuman masyarakat.
Masyarakat
mulai menyukai makanan yang disediakan di restoran cepat saji. Mengonsumsi
makanan di restoran cepat saji menjadi salah satu perilaku yang dianggap
mengikuti perkembangan zaman.
3.
Pakaian
Globalisasi
di bidang pakaian dapat dilihat dengan menyebarnya merk-merk tertentu ke negara
lain. Di Indonesia dikenal berbagai merk jeans terkenal, serta pakaian yang
dibuat oleh perancang busana kenamaan dunia. Produk-produk tersebut tidak hanya
dapat ditemukan di Indonesia, tetapi telah menyebar ke segala penjuru dunia.
Banyak
jenis busana asing yang sesuai dengan norma masyarakat, tetapi ada juga mode
pakaian yang bertentangan dengan norma kesusilaan. Contoh pakaian yang sesuai
dengan norma masyarakat adalah jas. Pakaian ini bahkan telah menjadi mode
pakaian internasional.
Jas
digunakan untuk menghadiri acara resmi mulai dari acara pernikahan, rapat
kenegaraan, hingga pertemuan perwakilan antarnegara dalam forum internasional.
4.
Sarana komunikasi
Kelengkapan sarana komunikasi menjadi faktor utama pengaruh globalisasi seperti penggunaan internet, telapon seluler, televisi, radio, dan faksimile.
Kelengkapan sarana komunikasi menjadi faktor utama pengaruh globalisasi seperti penggunaan internet, telapon seluler, televisi, radio, dan faksimile.
Sarana
komunikasi yang sekarang sedang digemari banyak orang di berbagai negara adalah
facebook. Facebook dilakukan melalui jaringan internet. Jejaring sosial ini
menjadi sarana pertemanan yang mudah dan cepat. Bahkan jejaring sosial facebook
tidak hanya digunakan sebagai media komunikasi antarteman.
Dan
nampaknya sosial yang satu ini akan meningkatkan fungsinya ke bisnis. Hal ini
tercermin dari kunjungan pemilik facebook Mark Elliot Zuckerberg ke
Indonesia belum lama ini dan sempat blusukan dengan presiden terpilih Joko
Widodo. Anak muda terkaya di dunia ini juga sempat menawari Presiden Jokowi untuk
memiliki akun facebook dengan prioritas istimewa.
Di masa
sekarang, masyarakat disediakan berbagai jenis pilihan sarana komunikasi dengan
harga yang bervariasi. Masyarakat dapat memperoleh handphone dengan harga 100
ribuan hingga belasan juta rupiah. Masyarakat juga dapat dengan bebas mengakses
jaringan internet sebagai media komunikasi, mulai dari email, chatting, yahoo
messenger, google hangout, hingga pemanfaatan blogger, friendster dan facebook.
Makin
cepat sarana komunikasi yang berkembang, maka makin cepat pula globalisasi
terjadi. Hanya saja perlu dikendalikan penyebarannya agar masyarakat tidak
terjerumus pada hal-hal negatif.
5.
Transportasi
Satu hal
yang perlu diingat dalam memilih alat transportasi adalah keamanannya. Mahal
atau murah bukan menjadi ukuran keselamatan. Maka dari itu, kita harus
berhati-hati dalam memilih alat transportasi.
Banyaknya
kecelakaan transportasi yang terjadi akhir-akhir ini menjadi peringatan bagi
kita untuk lebih berhati-hati dalam memilih alat transportasi. Banyak alat
transportasi yang tersedia, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta.
Namun
tentunya masyarakat mengharapkan sarana transportasi yang tidak hanya murah,
tetapi juga aman, cepat dan praktis.
Selain
alat, diperlukan juga sarana transportasi yang memadai. Pemerintah berusaha
memperbaiki sarana transportasi untuk mempercepat kemajuan suatu wilayah.
Milyaran dana dikeluarkan demi meningkatkan peran serta masyarakat dalam
menciptakan kemajuan bangsa.
Salah
satu contohnya adalah peresmian jembatan Suramadu. Jembatan ini dibangun dengan
harapan dapat meningkatkan peran serta masyarakat Madura dalam usaha
peningkatan kesejahteraan. Dengan adanya jembatan Suramadu, jalur ekonomi dari
dam menuju Madura menjadi lebih lancar. Kelancaran tersebut diharapkan mampu menarik
investor untuk mengolah sumber daya ekonomi dan wisata Madura.
6.
Nilai-nilai budaya dan tradisi
Bangsa
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki
kekayaan budaya dan tradisi yang adiluhung. Maka dari tu, bangsa Indonesia
memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang luar biasa banyaknya. Kekayaan
tradisi tersebut menarik perhatian bangsa asing untuk mempelajarinya.
Banyak
mahasiswa atau peneliti asing yang tertarik untuk mempelajari budaya bangsa
Indonesia. Contohnya adalah ditemukannya warga negara asing yang mempelajari
tari Bali, dan gamelan karawitan.
Namun,
ternyata antusiasme bangsa asing tersebut justru bertolak belakang dengan
bangsa Indonesia sendiri. Kita mungkin muda menghafal lagu-lagu Jason Mraz atau
Maroon 5 daripada menghafal lagu daerah. Kita lebih mudah belajar breakdance
atau cheerleader dari pada tari Pakarena atau tari Piring. Kita lebih tertarik
melihat film-film Hollywood atau Bollywood dari pada melihat pertunjukan wayang
kulit.
Itulah
sekelumit kecil dampak globalisasi terhadap budaya dan tradisi bangsa. Sebagai
bangsa yang besar, kita seharusnya dapat memanfaatkan jejaring komunikasi
internasional untuk memperkenalkan budaya bangsa. Kita tidak hanya berperan
sebagai konsumen budaya Barat, tetapi kita dapat berproduksi budaya.
Di
wilayah kesenian kontemporer seperti tari, musik, puisi, dan drama, banyak
seniman Indonesia yang telah melanglang buana memperkenalkan budaya bangsa
Indonesia ke luar negeri. Tercatat beberapa nama seperti almarhum Slamet
Gundono, W.S. Rendra, dan Sardono W. Kusuma.
Namun,
dalam jenis kesenian industri seperti musik dan film, kita masih menjadi
konsumen budaya. Banyak grup musik, penyanyi, maupun jenis film yang
dipengaruhi oleh budaya asing.
7.
Pariwisata
Bidang
usaha yang terpengaruh secara langsung dengan adanya globalisasi adalah
pariwisata. Kemajuan komunikasi dan transportasi memudahkan perkembangan dunia
pariwisata.
Kemajuan
bidang komunikasi mempermudah pengelola aset wisata mempromosikan obyek wisata.
Bentuk promosi pun dapat dibuat dengan menggunakan sarana yang paling cepat dan
paling bagus hasilnya. Ketika promosi berhasil, sarana yang perlu disediakan
selanjutnya adalah alat transportasi. Kemudahan dan kenyamanan menjadi faktor
utama bisnis pariwisata.
8.
Migrasi
Dengan
adanya globalisasi, perpindahan manusia dari satu wilayah ke wilayah lain atau
dari satu negara ke negara lain dapat berlangsung dengan cepat. Mobilisasi
manusia dapat dilakukan secara cepat dengan menggunakan alat transportasi yang
makin canggih.
3.Contoh hubungan antara
manusia dan kebudayaan
D. Hubungan
antara Manusia dan Kebudayaan
Hubungan antara manusia dengan kebudayaan
dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia
mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai berikut:
1. penganut kebudayaan,
2. pembawa kebudayaan,
3. manipulator
kebudayaan, dan
4. pencipta kebudayaan.
Hubungan antara manusia dan kebudayaan secara
sederhana adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan
obyek yang dilaksanakan manusia dari sisi lain hubungan antara manusia
dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dan
masyarakat dinyatakan sebagai dialektis. Proses dialektis tercipta melalui tiga
tahap :
1. Eksternalisasi :
Proses dimana manusia mengekspresikan dirinya
2. Obyektivitas
: Proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif
3. Internalisasi
: Proses dimana masyarakat kembali dipelajari manusia
E. Hubungan
antara Manusia dan Agama
Agar hawa nafsu seperti naluri makan/minum,
seks, berkuasa dan rasa aman. Apabila potentsi takwa seseorang lemah, karena
tidak terkembangkan (melalui pendidikan), maka prilaku manusia dalam hidupnya
tidak akan berbeda dengan hewan karena didominasi oleh potensi fujurnya yang
bersifat instinktif atau implusif (seperti berjinah, membunuh, mencuri,
minum-minuman keras, atau menggunakan narkoba dan main judi)itu terkendalikan
(dalam arti pemenuhannya sesuai dengan ajaran agama), maka potensi takwa itu
harus dikembangkan, yaitu melalui pendidikan agama dari sejak usia dini.
Apabila nilai-nilai agama telah terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia
akan mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang bertakwa, yang salah satu
karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri (self control) dari pemuasan hawa
nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
F. Hubungan
antara Manusia dan Adat Istiadat
Masyarakat artinya adalah sebagai satu
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu
yang bersifat kontinu dan terikat oleh rasa identitas bersama.
Keberadaan adat yang sebenar adat atau adat
yang asli dalam bentuk hukum-hukum alam, tidak dapat diubah oleh akal pikiran
dan hawa nafsu manusia. Dengan kata lain tidak akan dapat diganggu gugat,
sehingga dikatakan juga tidak akan layu dianjak tidak akan mati diinjak.
Suku bangsa yang
memilikiadat istiadat tertentu, bahkan tidak boleh mengklaim adat istiadatnya
lebih majuapalagi merasa lebih benar dari adat istiadat yang lain. Adat istiadat jugabertujuan mengatur kehidupan
manusia di masyarakat. Timbulnya adat istiadat berasal dari manusia dalam
masyarakat di daerah tertentu yang menginginkan tata tertib dan tingkah laku
yang baik di dalam masyarakat tersebut.
G. Hubungan
antara budaya, Agama & Adat Istiadat
Kebudayaan, agama, dan adat istiadat erat
kaitannya dengan kehidupan manusia. Baik dalam keadaan sendiri maupun saat
bersosialisi dengan orang lain. Ketiganya sangat erat hubungannya. Pelaksanaan
agama bisa dipengaruhi oleh kebudayaan dan adat istiadat daerah setempat
Hubungan antara
kebudayaan, agama, dan adat istiadat dalam pelaksanaannya di kehidupan manusia
dapat dijelaskan dengan sederhana yaitu, manusia sebagai makhluk sosial dalam
kehidupannyayang dapat dipengaruhi oleh unsur-unsurkebudayaan, agama, dan adat
istiadat di daerah atau lingkungan tempat dia tinggal.seperti saat dia
berbicara atau melakukan suatu kegiatan, misalnya makan, minum dan juga saat
dia berjalan.Dalam pelaksanaan kegiatan beragama tidak bisa dihindarkan dari
unsur-unsur di atas.Contohnya, proses pemakaman masyarakat di daerah Sumatra.
Dengan membiasakan diri kita mengenal
kebudayaan, agama, dan adat istiadat sejak kecil, maka kita dapat langsung
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita saat kita beranjak dewasa. Dan
kita akan berfikir berulang-ulang ketika ada kebudayaan, agama, dan adat
istiadat baru yang muncul di sekitar atau lingkungan kita. Sehingga hal itu
tidak sampai menjadi punah termakan zaman.
Contoh-Contoh Hubungan
Antara Manusia dengan
Kebudayaan :
1) Kebudayaan-kebudayaan
khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan
Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di
Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2) Cara hidup di
kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota
dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka
dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang
anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai.
3)
Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang
kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara
berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu
senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama,
menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4) Kebudayaan
khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun
melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5)
Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
Daftar
Pustaka :
http://rey-rizousky.heck.in/manusia-berkebudayaan.xhtml
http://www.rangkumanmakalah.com/hubungan-antara-budaya-agama-adat-istiadat/
http://www.rangkumanmakalah.com/hubungan-antara-budaya-agama-adat-istiadat/
http://www.sejarah-negara.com/pengaruh-globalisasi-terhadap-perilaku/
http://ivonovitasari.web.unej.ac.id/2015/09/06/manusia-sebagai-pencipta-kebudayaan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya