Klasifikasi
Pemeliharaan
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan
Pekerjaan pemeliharaan dikategorikan dalam dua cara, yaitu (Anthony, 1992):
1)
Pemeliharaan terencana (planned maintenance):
Pemeliharaan terencana
adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terorginir untuk mengantisipasi
kerusakan peralatan di waktu yang akan datang, pengendalian dan pencatatan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. (Anthony, 1992).
Menurut Anthony (1992), Pemeliharaan terencana
dibagi menjadi dua aktivitas utama yaitu:
a. Pemeliharaan pencegahan (Preventive
Maintenance)
Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)
adalah inspeksi periodik untuk mendeteksi kondisi yang mungkin menyebabkan
produksi berhenti atau berkurangnya fungsi mesin dikombinasikan dengan
pemeliharaan untuk menghilangkan, mengendalikan, kondisi
tersebut dan mengembalikan mesin ke kondisi semula atau
dengan kata lain deteksi dan penanganan diri kondisi abnormal mesin sebelum
kondisi tersebut menyebabkan cacat atau kerugian. (Setiawan, 2008).
Menurut Jay dan Barry Render,(2001) dalam
bukunya “Operations Management”, preventive maintenance adalah:
“A plan that involves routine inspections, servicing, and keeping facilities in
good repair to prevent failure”
Sebuah perencanaan yang memerlukan inspeksi rutin,
pemeliharaan dan menjaga agar fasilitas dalam keadaan baik sehingga tidak
terjadi kerusakan di masa yang akan datang. Pekerjaan dasar pada perawatan
preventive adalah: inspeksi, pelumasan, perencanaan dan penjadwalan, pencatatan
dan analisis, latihan bagi tenaga pemeliharaan, serta penyimpanan suku cadang.
sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan
dapat terpenuhi pengunaannya. (Daryus ,2007).
Menurut Dhillon (2006), dalam bukunya
“maintainability, maintenance, and reliability for engineers” ada 7 elemen dari
pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) yaitu:
1) Inspeksi: memeriksa secara berkala
(periodic) bagian-bagian tertentu untuk dapat dipakai dengan membandingkan
fisiknya, mesin, listrik, dan karakteristik lain untuk standar yang pasti,
2) Kalibrasi: mendeteksi dan menyesuaikan setiap perbedaan dalam akurasi untuk material atau parameter perbandingan untuk standar yang pasti,
3) Pengujian: pengujian secara berkala (periodic) untuk dapat menentukan pemakaian dan mendeteksi kerusakan mesin dan listrik,
4) Penyesuaian: membuat penyesuaian secara periodik untuk unsur variabel tertentu untuk mencapai kinerja yang optimal,
5) Servicing: pelumasan secara periodik, pengisian, pembersihan, dan seterusnya, bahan atau barang untuk mencegah terjadinya dari kegagalan yang baru,
6) Instalasi: mengganti secara berkala batas pemakaian barang atau siklus waktu pemakaian atau memakai untuk mempertahankan tingkat toleransi yang ditentukan,
2) Kalibrasi: mendeteksi dan menyesuaikan setiap perbedaan dalam akurasi untuk material atau parameter perbandingan untuk standar yang pasti,
3) Pengujian: pengujian secara berkala (periodic) untuk dapat menentukan pemakaian dan mendeteksi kerusakan mesin dan listrik,
4) Penyesuaian: membuat penyesuaian secara periodik untuk unsur variabel tertentu untuk mencapai kinerja yang optimal,
5) Servicing: pelumasan secara periodik, pengisian, pembersihan, dan seterusnya, bahan atau barang untuk mencegah terjadinya dari kegagalan yang baru,
6) Instalasi: mengganti secara berkala batas pemakaian barang atau siklus waktu pemakaian atau memakai untuk mempertahankan tingkat toleransi yang ditentukan,
7) Alignment: membuat
perubahan salah satu barang yang ditentukan
elemen variabel untuk mencapai kinerja yang optimal.
b. Pemeliharaan korektif
(Corrective Maintenance)
Pemeliharaan secara korektif (corrective
maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang atau
pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan
dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa
diterima. (Anthony, 1992). Pemeliharaan ini meliput i reparasi minor, terutama
untuk rencana jangka pendek, yang mungkin timbul diantara pemeriksaan, juga
overhaul terencana.
Menurut Jay dan Barry
Render, 2001 pemeliharaan korektif (Corrective
Maintenance) adalah: “Remedial maintenance that occurs
when equipment fails and must be repaired on an
emergency or priority basis”
Pemeliharaan ulang yang terjadi akibat peralatan
yang rusak dan harus segera diperbaiki karena keadaan darurat atau karena
merupakan sebuah prioritas utama.
Menurut Dhillon (2006), Biasanya, pemeliharaan
korektif (Corrective Maintenance) adalah pemeliharaan yang tidak direncanakan,
tindakan yang memerlukan perhatian lebih yang harus ditambahkan, terintegrasi,
atau menggantikan pekerjaan telah dijadwalkan sebelumnya.
Oleh karena itu, Dalam
pelaksanaan pemeliharaan antara terencana yang harus
diperhatikan adalah jadwal operasi pabrik, perencanaan pemeliharaan, sasaran
perencanaan pemeliharaan, faktor-faktor yang diperhatikan dalam perencanaan
pekerjaan pemeliharaan, sistem organisasi untuk perencanaan yang efektif, dan
estimasi pekerjaan. (Asyari, 2007).
Jadi, Pemeliharaan terencana merupakan
pemakaian yang paling tepat mengurangi keadaan darurat dan waktu nganggur
mesin. Adapun keuntungan lainnya yaitu:
a. Pengurangan pemeliharaan darurat,
a. Pengurangan pemeliharaan darurat,
b. Pengurangan waktu nganggur,
c. Menaikkan ketersediaan (availability) untuk produksi
c. Menaikkan ketersediaan (availability) untuk produksi
d. Meningkatkan penggunaan tenaga kerja untuk
pemeliharaan dan produksi,
e. Memperpanjang waktu antara overhaul
f. Pengurangan penggantian suku cadang, membantu pengendalian sediaan,
f. Pengurangan penggantian suku cadang, membantu pengendalian sediaan,
g. Meningkatkan efisiensi mesin,
h. Memberikan pengendalian anggaran dan biaya yang bisa diandalkan,
h. Memberikan pengendalian anggaran dan biaya yang bisa diandalkan,
i. Memberikan informasi untuk
pertimbangan penggantian mesin.
2) Pemeliharaan tak terencana
(unplanned maintenance)
Pemeliharaan tak terencana adalah yaitu pemeliharaan
darurat, yang didefenisikan sebagai pemeliharaan dimana perlu segera
dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalnya hilangnya
produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk keselamatan kerja.
(Anthony, 1992).
Pada umumnya sistem pemeliharaan merupakan metode
tak terencana, dimana peralatan yang digunakan dibiarkan atau tanpa disengaja
rusak hingga akhirnya, peralatan tersebut akan digunakan kembali maka
diperlukannya perbaikan atau pemeliharaan.
Jenis-jenis
Pemeliharaan
Menurut Asyari (2007), dalam bukunya Manajemen
pemeliharaan mesin membagi pemeliharaan menjadi:
a.
Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance) : Pemeliharaan
pencegahan adalah pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan, atau cara pemeliharaan yang direncanakan untuk pencegahan. Ruang lingkup
pekerjaan preventif termasuk inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan
penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar
dari kerusakan.
b.
Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance): Pemeliharaan korektif
adalah pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kondisi fasilitas atau peralatan sehingga mencapai standar yang dapat di
terima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan- peningkatan sedemikian
rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi
lebih baik,
c.
Pemeliharaan berjalan (Running Maintenance): Pemeliharaan ini dilakukan
ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Pemeliharan berjalan
diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani
proses produksi,
d.
Pemeliharaan prediktif (Predictive Maintenance): Pemeliharaan prediktif
ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi
fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya pemeliharaan prediktif
dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih,
e.
Pemeliharaan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance):
Pekerjaan pemeliharaan ini dilakukan ketika terjadinya kerusakan pada
peralatan, dan untuk
memperbaikinya harus disiapkan
suku cadang, alat-alat
dan tenaga kerjanya,
f.
Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance): Pemeliharan ini adalah pekerjaan pemeliharaan
yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
g.
Pemeliharaan berhenti (shutdown maintenance): Pemeliharaan berhenti
adalah pemeliharaan yang hanya dilakukan selama mesin tersebut berhenti
beroperasi,
h.
Pemeliharaan rutin (routine maintenance): Pemeliharaan rutin adalah
pemeliharaan yang dilaksanakan secara rutin atau terus-menerus,
i. Design
out maintenance adalah merancang ulang peralatan untuk menghilangkan sumber
penyebab kegagalan dan menghasilkan model kegagalan yang tidak lagi atau lebih
sedikit membutuhkan maintenance.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar